Jumat, 19 Juni 2015

Tali Merah Yang Bertaut Karena Allah #Catatan29022012

cunay circle :)
Ketahuilah, bahwasanya rasa persaudaraan itu
akan diuji ketika dalam kesulitan
Janganlah kamu berbicara kecuali hal yang benar.
Ingatlah kebaikan saudaramu dan 
lupakanlah keburukan-keburukannya

Ketahuilah, bahwasanya kunjunganmu kepada saudaramu
adalah penyebab timbulnya kecintaan Allah kepada kalian berdua
Niatkanlah kunjungan itu sebagai ketaatan kepada-Nya
bukan hanya untuk membuang waktu sia-sia begitu saja

Ketahuilah, bahwasanya do'amu kepada saudaramu
akan diterima untukmu dan untuknya
Janganlah kamu memadamkan cahaya lampu-lampumu
Buatlah lampu-lampu itu terus bercahaya hingga hari kiamat

Ketahuilah, bahwasanya rasa persaudaraan yang tulus adalah
sebab terwujudnya kemenangan bagi kaum muslimin
Oleh karena itu,
peganglah erat-erat rasa persaudaraan itu dan perkokohlah,
serta berhati-hatilah dari godaan syetan
(sumber: Andai Kau Tahu, Betapa Aku Mencintaimu - Muna Shalah)

#####

Rasulullah SAW memiliki banyak sekali SAHABAT...
beliau lebih senang menggunakan kata itu (sahabat) dari pada teman atau teman dekat atau saudara
karena arti dari kata itu lebih mendalam (*menurut saya)...

lihat saja orang-orang yang dikatakan oleh beliau sebagai SAHABAT. Ada...
Abu Bakr As-Shiddiq sang dermawan yang selalu membenarkan perkataan sang pembawa risalah Allah
Umar bin Khattab sang singa gurun yang selalu membela agama dan rasul-Nya dengan watak kerasnya, bahkan syetan pun takut terhadapnya
Usman bin Affan sang pemilik dua cahaya Rasulullah yang bijaksana
Ali bin Abi Thalib sang pemuda sekaligus menantu Rasulullah yang begitu cerdas sehingga di juluki Pintu Kota Ilmu
Abdurrahman bin Auf sang saudagar kaya nan tampan yang rela meninggalkan hartanya demi mempertahankan Agama dan membela kekasih-Nya
Khalid bin Walid sang panglima perang yang tidak pernah kalah, tetapi tetap berlapang dada ketika suatu  waktu dia harus menjadi seorang jundi saja
Abdullah bin Abu Bakr sang pembawa bekal dan penunjuk jalan ketika Rasul dan ayahnya (Abu Bakar) mulai berhijrah ke Madinah dan harus bermalam dalam Gua Tsur
Salman Al-Farisi sang panglima yang berlapang dada ketika akan meminang seorang wanita, tetapi sang wanita justru ingin menikah dengan sahabatnya (Abu Darda) sehingga Salman rela menjadi saksi untuk sahabatnya tersebut

Dan maaaaaaasih banyak lagi sahabat-sahabatnya dengan karakter dan kontribusi berbeda yang mereka berikan kepada Rasul dan risalah-Nya..... tetapi Rasulullah tidak pernah membeda-bedakan mereka, pun jika Rasul marah kepada salah satunya. Beliau tidak pernah memusuhi apalagi memarahinya dengan nada yang keras....
Jika sahabatnya berbuat salah, maka beliau hanya memberikan waktu kepada sahabatnya tersebut untuk MENYENDIRI dan MEMIKIR-kan kesalahannya, dan menyuruhnya untuk segera bertaubat nasuha kepada Allah
setelah selesai dengan masalahnya.. maka sahabat itu akan segera kembali lagi ke medan dakwahnya dengan kontribusi yang lebih baik lagi... itulah mereka yang ditempa oleh Rasul. Tidak pernah saling kecewa atau bahkan menghunus pedang antar sahabat ketika marah..

itulah UKHUWAH...
adakalanya naik dan turun emosi di dalamnya...
tapi hal yang terpenting adalah bagaimana kita menjaganya dengan saling menghargai, menghormati, menyayangi, mengayomi dan mengerti antar sesama pelaku ukhuwah yang memiliki baaaaaaanyak sekali perbedaan.
adakalanya pula UKHUWAH perlu di pupuk juga dengan RINDU...
seperti yang di rasakan oleh kaum Anshar saat menunggu kedatangan Rasul dan para sahabat Muhajirin ketika hijrah besar-besarn terjadi Mekkah-Madinah
para Anshar menunggu dengan gelisah, tapi saat para Muhajirin datang
mereka menyambutnya dengan gembira,
bahkan rela memberikan sebagian harta dan kesenangannya untuk saudaranya tersebut

lalu bagaimana dengan kita? bagaimana menghadapi emosi dan masalah yang datang?
sudahkah kita seperti atau mendekati sifat dan kontribusi para sahabat tersebut?
Para sahabat yang saling merindu...

*renungan dari sebuah tali merah yang saling bertaut atas nama Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar