Selasa, 18 Agustus 2015

Wafer Bahagia

@Jingga, pukul 7.20_

Hari ini tepat sehari setelah sebagian besar rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaan yang ke-70 tahun..
Ternyata negeri ini sudah hampir tiga perempat abad yah..
Semoga Allah selalu memberikan perlindungan untuk negeri ini dan para generasi penerusnya dari hal-hal yang buruk.. (#efek sedih ngeliat pemberitaan negeri ini yang sepertinya sangat kacau)
Hhhh... ya sudah lah.. tulisan kali ini bukan ingin membahas tentang kemerdekaan sebuah negeri, melainkan tentang 'Kemerdekaan Mengekspresikan Emosi'.. :)

Aku baru saja keluar dari aula sekolah pagi ini
Kemudian berhenti sebentar di depan kelas SD 2
Tahun lalu mereka ku dampingi dan mereka telah banyak memberikanku inspirasi :)
Sekarang, mereka di dampingi guru lain dan mereka semakin tumbuh besar sepertinya.. :D
Ku perhatikan beberapa anak di kelas itu, senang rasanya melihat ekspresi mereka yang semakin hari semakin ekspresif sepertinya. Lebih senang lagi saat melihat salah satu dari mereka, yang dulu sempat vakum tidak sekolah beberapa waktu, sekarang sudah kembali lagi berkumpul dengan teman-temannya, memanjat pohon, berlarian, bermain, tersenyum, tertawa, dan bahkan bisa cerita tentang adik barunya yang baru lahir beberapa pekan lalu kepadaku. Tiba-tiba..

"Bu... ibu.. ibu..."

Seseorang memanggilku yang sedang mengobrol dengan salah satu murid SD 2.
Aku menoleh ke sebelah kanan, mencari sumber suara. Ternyata ada seorang anak laki-laki SD 1, berlari-lari mendekatiku dengan rambut yang masih basah dan masih memegang sajadah kecilnya.

"Iya.. iya.. ada apa Aozora? eh, rambutmu basah.. sudah sholat dhuha?" tanyaku sambil memegang rambutnya.
"Udah lah bu..", jawabnya "Bu, aku punya sesuatu.. bentar ya..", katanya dan meninggalkan ku begitu saja kembali ke kelasnya. Aku jadi bertanya-tanya sendiri, apa maksudnya si anak itu?
Ku tunggu anak laki-laki itu sekitar 5 menit sambil mengobrol lagi dengan anak SD 2 sebelumnya..

"Bu..!" anak laki-laki itu muncul dan menghampiriku lagi. Kali ini dia tidak lagi membawa sajadahnya, eh, tapi apa itu yang ditangannya?
"Bu.. nih bu aku bawa ini. Ada 2, ibu pilih satu ya. ibu mau yang mana?" tiba-tiba dia menawariku makanan snacknya. Satu berupa wafer cokelat, satu lagi berupa biskuit dengan selimut cokelat.
Jujur saja, aku kaget sekaligus terharu... :')
Ekspresiku saat itu mungkin sedikit aneh.. aku mengerutkan kening, tapi tersenyum juga. Aku masih kaget dan bingung mau jawab apa. Karena aku tahu bahwa itu adalah bekal snack nya untuk istirahat nanti..

"Wah.. Aozora makasih ya.. tapi makanannya buat kamu aja. Kan cuma ada 2, nanti kamu kurang makan snacknya pas istirahat." aku mencoba menolak tawarannya dengan halus.
"Nggak apa-apa bu.. ibu pilih aja, mau yang ini atau yang ini?" dia masih menawarkan makanannya. Ekspresinya? tidak, dia tidak sedih mendengar penolakanku. Dia masih berusaha membujukku. Dia memang anak yang tidak mudah menyerah. Karena usahanya itu aku menjadi luluh dan menerima tawarannya.

"Mmm... oke.. kalo gitu Aozora aja yang pilihin. Yang kamu pilih, itu yang ibu terima." tawarku.
"Ibu aja yang pilih.." dia masih bersikeras.
"Aozora aja yang pilih ya.. kamu pilih yang mau kamu makan. terus yang satu lagi baru kamu kasih ibu. Ibu kan ngga tau kamu mau makan yang mana."
"Mmm.. ya udah deh, ini bu.." putusnya sambil memberikanku sebuah wafer cokelat.
"Oke.. makasih ya..!" kataku kepada anak itu yang sudah berlari duluan di depanku menuju kelas SD 1.
"Iya bu..!" jawabnya "Aku kan cuma bawa 2, tapinya aku mau ngasih ibu.." jelasnya sambil berjalan tidak jauh di depanku. Dan dia tidak mengeluh masih lapar saat istirahat tiba... :)


Deg!
Oh Allah..
Selalu saja Kau memberikanku sebuah hadiah yang tak di duga dari 'guru'ku itu.. :')


"Maka Nikmat Tuhan Kamu Manakah Yang Kamu Dustakan?"

Inilah 'Kemerdekaan Mengekspresikan Emosi'
Bebas mengekpresikannya kapan saja
tanpa malu-malu
tapi tetap bertanggung jawab

#Bahagia itu Sederhana.. :)

5 komentar: